Pages

Senin, 03 November 2014

Menjawab pertanyaan [Dimana Allah ?]

Salah satu pertanyaaan yang paling sering terlontar dari orang-orang ketika membicarakan tentang Tuhan atau Allah adalah [Dimana Allah] ?
Kami mencoba menjawabnya berdasarkan pengetahuan kami dan apabila ada yang keliru dalam menulis kata-kata yang benar-benar tepat mohon dikoreksi. Pertama mari kita perhatikan ayat-ayat berikut :








Kami mencoba menafsirkan dengan ayat berikut :





Kemudian perhatikan kalimat berikut yang kami ambil dari ayat diatas :







Penjelasan selanjutnya :

Makna [istawa] adalah seumpama [istawa] batera Nabi Nuh
Makna ['arasy] adalah seumpama ['arasy] Nabi Yusuf

Kemudian kami mengutip ayat berikut untuk menjelaskan bahwa Allah ber-posisi, bukan bertempat.





Kemudian kami mengutip ayat berikut untuk menjelaskan Allah ber-posisi, bukan bertempat.







Dari ayat diatas kami mengutip kalimat berikut untuk menjelaskan Allah berposisi, bukan bertempat.



Kami mengutip salah satu Asmaul husna yang untuk menjelaskan Allah berposisi, bukan bertempat.



Kemudian timbul pertanyaan : Bagaimana mamahami makna [tinggi] sedangkan bumi bulat ?

Kami menjawab :
Betul bumi bulat, perlu diperhatikan bahwa sumbu vertikal bumi tidak berada pada 0 derajat, melainkan pada 23 derajat. Dan arah peredaran benda-benda planet terjadi secara horizontal, tidak pernah terjadi secara vertikal ini bisa dibuktikan dengan memperhatikan matahari selalu bergerak timur-barat.





Berdasarkan gambar diatas menjelaskan bahwa posisi manusia tidak berada pada 0 derajat karena tidak ada kehidupan di daerah kutub utara dan kutub selatan.

Kemudian perhatikan gambar berikut :



Gambar diatas semakin memudahkan memahami bahwa :
Tinggi = High = ['aliy] = menunjuki kepada posisi. Atas = Top = [fauqa] = menunjuki kepada tempat.

Allah bersifat dengan ['aliy] = [tinggi]. Bukan bersifat dengan [fauqa] = [tempat] Jadi Allah tidak bisa dibilang bertempat



Kesimpulan :

1. Makna [arasy] = Singgasana yang bertempat di atas langit.Bagaimana bentuknya ? Tidak ada yang bisa menggambarkan.

2. Makna [istawa] = Berposisi, bukan bertempat.
Terjadi perbedaan dalam memaknai kalimat [istawa] antara beberapa golongan.
Ada yang memaknai [istawa] = [fauqa]. Ini yang keliru. Ada yang memaknai [istawa] = ['aliy]. Ini yang benar.

3. Makna ['ala] = Di posisi paling tinggi [high], bukan di atas [fauqa]/[top].

Catatan :
Makhluk butuh kepada tempat [(makana) dalam bahasa arab)] sedangkan Allah tidak butuh kepada tempat. Artinya Allah tidak berjirem.

Tanya jawab :
1. Apakah apabila kita memahami Allah berposisi di arasy, berarti Allah membutuhkan arasy ?
Jawab : Tidak.
Seumpama bahtera Nabi Nuh dibuat bukan diatas bumi, bahtera bisa berada diatas air, setelah air tidak ada, bahtera tetap membutuhkan bumi.
Nabi Nuh membuat bahtera, berposisi di dalam bahtera ketika banjir, setelah banjir hilang, Nabi Nuh tidak lagi membutuhkan bahtera.

2. Apakah apabila memahami Allah berposisi di arasy, berarti adanya Allah didahului oleh adanya 'arasy ?
Jawab : Tidak
Seumpama berposisinya Nabi Nuh diatas bahtera, tidak berarti adanya Nabi Nuh didahului oleh adanya bahtera.
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar mu sob !!!