Pages

Jumat, 22 September 2023

Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Assalamu'alaikum, wr,wb.

Saya Herry Ardan, S.Pd,, Gr , guru kelas 3 SD Negeri Birem Puntong Kota Langsa, saya merupakan CGP A8 Kota Langsa, pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelum menguraikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mari kita renungkan kalimat bijak berikut ini.

“ Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik ” (Bob Talbert)

Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan terencana, bukan hanya sekedar mengajarkan murid tentang teori/materi/konten namun bagaimana semua itu masuk kedalam kalbu alam pikir mereka sehingga semua akan berdampak pada perilaku dan karakter karena manusia beradab lebih baik dari orang berilmu. Ilmu yang baik dilandasi oleh karakter baik sehingga murid dapat menjalankan kehidupan dengan Bahagia dan keselamatan setinggi-tingginya.

Seorang pendidik harus mampu menjadi teladan utama bagi murid-muridnya, dengan keteladanan perkataan maupun tindakan semua tercermin dalam kesehariannya. Menjadi pendidik berarti kita siap menjadi role model semua nilai kebajikan bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah bahkan di lingkungan kita tinggal.

Kita sebagai pendidik harus mampu berkontribusi bagi peserta didik, setiap keputusan yang kita ambil harus berpihak kepada murid dengan dilandasi nilai-nilai kebajikan. Pendidik berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan keteladanan.

Hal ini sejalan dengan kalimat bijak berikut ini,

“ Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.” (Georg Wilhelm Friedrich Hegel).

Memahami kalimat bijak tersebut Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter , norma - norma sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran untuk menjalankan kehidupannya. Generasi yang akan datang adalah cerminan pendidikan saat ini yang kita poles seperti membuat maha karya terbaik yang akan mewarnai negeri ini di masa depan.

Setelah kita mencoba memahami dua kalimat bijak tersebut, berikut ini adalah koneksi antar materi Pendidikan guru penggerak Pengambilan keputusan

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Ki Hajar Dewantara dengan filsofi triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Semboyan yang pernah dicetuskan oleh KHD dan sampai saat ini masih menjadi landasan berpijak pendidik adalah Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah Seorang pemimpin (Guru) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya. Semboyan yang fenomenal dan memiliki makna mendalam dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan selalu berpihak kepada murid untuk menjadikan generasi cerdas dan berkarakter profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan selama proses pembelajaran di sekolah. Tidak hanya konten kurikulum namun transfer nilai -nilai kebajikan dapat kita sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan humanis.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-murid kita. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Sebagai manusia yang beragama, kita yakin apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula dengan pengambilan keputusan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan – kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan

Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya Sebagai pendidik, guru harus memiliki keterampilan coaching. Hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Pendampingan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) oleh fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran sangat efektif membentu pemahaman saya, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan. Beberapa contoh praktik coaching yang baik memberi gambaran utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Teknik coaching dengan kesetaraan tidak menggurui akan menimbulkan rasa nyaman sehingga coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Coachee dapat menyampaikan hambatan – hambatan dan dapat menemukan solusi yang sesuai karena coach mampu menjadi penedengar yang baik. Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga pendidik. Keterampilan coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan seluruh siswanya dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari sosial emosional sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. “BAPER”dapat mewarnai setiap keputusan yang diambil, namun pendidik menyadari setiap keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan serta regulasi yang ada dan melakukan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga dengan kedua dasar tersebut kita dapat membedakan dilemma etika atau bujukan moral. Sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik. Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang inifatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut yaitu:

Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Menentukan siapa saja yang terlibat

Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

Pengujian paradigma benar lawan benar

Prinsip Pengambilan Keputusan

Investigasi Opsi Trilemma

Buat Keputusan

Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang terlatih akan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Tentu saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Terwujudnya murid yang Bahagia, cerdas dan berkarakter.

Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid - murid kita adalah merdeka belajar. Merdeka belajar artinya murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Dengan kata lain semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, memoles bakat dan minat yang sudah ada. Proses pembelajaran di kelas, guru menyampaikan pembelajaran berdiferensiasi hal ini merupakan satu contoh keputusan yang berpihak pada murid. Menerapkan secara eksplisit maupun implisit KSE adalah wujud nyata untuk memfasilitasi dan mengasah keterampilan social smosional murid-murid kita.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa setiap pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan menjadi role model bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak. Bagaimana dia mengambil keputusan di masyarakat dikemudian hari. Pengambilan keputusan bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.

Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Secara sadar keputusan itu akan mewarnai pola pikir dan karakter bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang melakukan proses transfer ilmu dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada murid-murid tentu saja banyak pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran secara sadar mengambil keputusan bijak, dengan mengedepankan regulasi kesepakatan kelas, keyakinan kelas untuk mewujudkan karakter dan budaya positif dalam kelas. Pengambilan keputusan harus bertujuan mewujudkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Suasana tersebut akan berdampak melejitkan kompetensi baik itu pendidik maupun murid. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya. Murid yang cerdas dan berkarakter, menuju profil pelajar Pancasila sesuai harapan kita semua. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu bentuk merdeka belajar, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid terpenuhi sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Pembelajaran kokulikuler juga salah satu implementasi untuk mewujudkan karakter pelajar Pancasila. Berbagai tema dan dimensi yang disiapkan memungkinkan murid terbiasa dengan nilai-nilai positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan.

Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah ada 4 paradigma pengambilan keputusan

Individu lawan masyarakat

kebenaran lawan kesetiaan

keadilan VS belas kasihan

Jangka Pendek VS jangka panjang


Ada 3 prinsip mengambil keputusan

berfikir berbasis akhir

berfikir berbasi aturan

berfikir berbasi rasa peduli


Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan

Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan

Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini

Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)

Pengujian paradigma benar atau salah

Prinsip pengambilan keputusan

Investigasi tri lema

Buat keputusan

Meninjau kembali keputusan dan refleksikan


Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Tidak melalukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar Langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji benar vs benar.

Saya bersyukur atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan InsyaAllah akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.

Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Guru harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan itu semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma 3 prinsip penyelesaian dilemma serta tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule . Demikian koneksi antar materi yang saya paparkan, saya menyadari masih sedikit ilmu yang saya peroleh untuk itu mohon masukan dan informasi mendalam untuk perbaikan.

Saya berharap selalu dapat memperbaiki proses menjadi lebih baik, karena saya yakin proses tidak akan menghianati hasil.

Guru tergerak, bergerak dan menggerakan.

Wassalamu'alaikum, wr.wb.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Kamis, 19 Februari 2015

BONGKAR DAN LURUSKAN SEJARAH MASUK NYA ISLAM DI INDONESIA

BONGKAR DAN LURUSKAN SEJARAH

Walisongo, dari Khilafah untuk Indonesia
Dalam kitab Kanzul 'Hum yang ditulis oleh Ibn
Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana
Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo
dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada
tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada
pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang
isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang
memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk
diberangkatkan ke Pulau Jawa.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Rabu, 04 Februari 2015

Pesan Terakhir Sang Pilot Sebelum Eksekusi Bakar

Pesan Terakhir Sang Pilot Sebelum Eksekusi Bakar


Muath Safi Al-Kaseasbeh saat hendak dieksekusi. (Klmty)  Muath Safi Al-Kaseasbeh saat hendak dieksekusi. (Klmty)  dakwatuna.com – Damaskus. ISIS (organisasi Negara Islam di Irak dan Syam), Selasa (3/2/2015) sore, telah mempublikasikan rekaman video berisi proses eksekusi mati atas pilot Yordania yang menjadi tawanannya dengan cara dibakar dalam kurungan.  Sebelum menjalani eksekusi, sang pilot, Muath Safi Al-Kaseasbeh, memberikan pesan terakhir. Pesan itu seperti dimuat dalam sebuah terbitan ISIS berjudul Syifa’us Shudur.  Al-Kaseasbeh mengatakan, “Ketahuilah bahwa pemerintah kita (Yordania) adalah agen Zionis Israel.
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Minggu, 30 November 2014

Nasihat Imam Syafi’i untuk Para Pencari Ilmu



SAUDARAKU,
Imam Syafi’i, ulama besar itu, berpesan:
Di antara keutamaan ilmu kepada penuntutnya adalah semua umat manusia dijadikan sebagai pelayannya.
Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya.
Siapa yang mengemban ilmu kemudian ia titipkan kepada orang yang bukan ahlinya karena kebodohannya maka ia akan mendzoliminya.
Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diraih kecuali dengan enam syarat dan akan aku ceritakan perinciannya dibawah ini: Cerdik, perhatian tinggi, sungguh-sungguh, bekal, dengan bimbingan guru dan panjangnya masa. Setiap ilmu selain Al-Qur’an melalaikan diri kecuali ilmu hadits dan fikih dalam beragama. Ilmu adalah yang berdasarkan riwayat dan sanad maka selain itu hanya was-was setan.
Saudaraku, lebih jauh Imam Syafi’i juga berpesan:
Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru.
Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.
Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar,
Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya,
Maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya.
Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa.
Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya.
Ilmu adalah tanaman kebanggaan maka hendaklah Anda bangga dengannya. Dan berhati-hatilah bila kebanggaan itu terlewatkan darimu.
Ketahuilah ilmu tidak akan didapat oleh orang yang pikirannya tercurah pada makanan dan pakaian.
Pengagum ilmu akan selalu berusaha baik dalam keadaan telanjang dan berpakaian.
Jadikanlah bagi dirimu bagian yang cukup dan tinggalkan nikmatnya tidur
Mungkin suatu hari kamu hadir di suatu majelis menjadi tokoh besar di tempat majelsi itu.
[Dari kitab Kaifa Turabbi Waladan Shalihan (Terj. Begini Seharusnya Mendidik Anak), Al-Maghrbi bin As-Said Al-Maghribi, Darul Haq/ruangfana]
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Senin, 17 November 2014

Ketika Umat Islam Dibantai Syi’ah

Ketika Umat Islam Dibantai Syi’ah


say-no-to-syiahKetika Ummat Islam di Suriah dibantai rezim Syi’ah, dan ketika Ummat Islam di Iran dibantai dan mengalami perlakuan diskriminatif oleh para penguasa Syi’ah, saat itu pula di Indonesia misionaris Syi’ah leluasa menjajakan paham sesatnya di radio, surat kabar, televisi, hingga ke perguruan tinggi Islam seperti UIN dan IAIN.
Kalangan Syi’ah itu tidak perlu menunggu jadi mayoritas lebih dulu untuk menjadi penguasa di suatu kawasan, karena dalam posisi sebagai minoritas pun mereka bisa merebut kekuasaan dari tangan kaum Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah). Salah satu
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Fatwa MUI Tentang Kesesatan Syi’ah

Fatwa MUI Tentang Syi’ah & Pernyataan Pers Majelis Mujahidin: Syi’ah Bukan Islam
fatwa-mui
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang  faham Syi’ ah sebagai berikut :
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
 Perbedaan itu di antaranya :
  1. Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Kamis, 13 November 2014

Jawaban untuk tulisan ''syi'ah Aceh'' pada Serambi Indonesia

Syi’ah di Aceh Budaya atau Aqidah?

TULISAN Dr. M. Hasballah M. Sa’ad; “Syiah di Aceh” (Serambi, Minggu, 22/02/2009) telah menggugah saya dan memberi tanggapan, khususnya berkait Hikayat Muhammad Nafiah, putra Ali bin Abi Thalib dari isterinya yang lain, yang didudukkan di paha kanan Rasulullah saw. Sementara, cucu kesayangan beliau saw, Hasan dan Husen didudukkan di paha kiri Rasul yang kemudian membuat Saida Fatimah, bermasam muka. Lalu Rasul saw, menjelaskan bahwa Hasan dan Husein akan menemui ajal karena dibunuh, dan Muhammad Nafiah akan menuntut bela atas kematian mereka ini.
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg